Karena ijazah bukanlah faktor utama dalam persaingan di dunia kerja

JURNAL HIMAKOM Rektor berserta jajaran melihat pameran karya Prodi Ilmu Komunikasi dibawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Institut Bisnis dan Informatika KOSGORO 1957 (IBI-K57), pada Hari Jumat, 11 Mei 2018,   mengadakan peresmian Radio IBI-K57 serta syukuran akan Prodi Ilmu Komunikasi IBI-K57 mendapatkan Akreditasi B. Acara yang dihadiri oleh Rektor IBI-K57 berserta para tamu undangan kurang lebih 50 orang termasuk staf kampus, Dosen dan Mahasiswa, berlangsung pada pukul 14.00 WIB. Welcome Dance Rektor serta para tamu undangan yang menghadiri kegiatan tersebut, disambut dengan pameran karya Visual dari mahasiswa Ilmu Komunikasi serta tarian yang dipersembahkan oleh Siti Nur Azizah sebagai simbol selamat datang. Ibu Enny widayati selaku dekan FISIP IBI-K57 dalam Sambutannya Mengatakan, aspek penting dalam menunjang perkembangan mahasiswa dibidang akademis yaitu dengan menyediakan fasilitas yang menunjang pengembangan keilmuan yang digelut

Sinergitas Diharapkan Guna Membangun IBI-K57

JURNAL HIMAKOM

JARKOM – Sebagai bagian dari masyarakat yang menginginkan terciptanya sistem demokrasi ideal, Keluarga Besar Mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957 (IBI-K57), menyelenggarakan Pemilihan Umum Raya (Pemira) Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa periode 2018 – 2019.


Pesta demokrasi yang diselenggarakan pada  11-13 Januari 2018 tersebut merupakan Pemira pertama yang dilakukan di IBI-K57 dengan memilih satu paket yakni Ketua dan Wakil Presiden.

Ada dua pasangan calon (paslon) yang bersaing menuju pucuk pimpinan mahasiswa tersebut. Nomor urut 1 yaitu Tommy Wibawa Mukti S (FE) dengan Keosnar Jaya (Fasilkom), sedangkan nomor urut 2 M.Ramadhan Qadaar (FE) didampingi Tirta Aditya Pratama (Fasilkom).

Presma periode 2017-2018, Achmad Fuad Ridwan mengatakan, ini merupakan kemajuan sistem demokrasi di IBI-K57.

“Jika sebelumnya mahasiswa hanya memilih presidennya, tahun ini mahasiswa memilih satu paket presiden dan wakil presiden,” kata Fuad saat ditemui Jurnal Himakom.

Fuad menambahkan, proses seleksi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Raya perlu diapresiasi. Meski baru diisi oleh dua perwakilan fakultas namun, kualitas masing-masing calon dapat diacungi jempol.

“Setiap calon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi mengenai standar pemimpin itu sudah cukup,” katanya.

Lebih jauh Fuad mengatakan, paslon nomor urut 1 memiliki pengalaman di lembaga eksternal kampus, sedangkan paslon nomor urut 2 memiliki konsep program yang kongkret dan realistis dengan kondisi kampus saat ini.

“Harapan siapapun yang terpilih, dapat sinergi untuk menjadikan BEM khususnya dan kampus IBI-K57 umumnya, menjadi lebih baik dari sebelumnya,” pungkas Fuad.

Selain mekanisme pemilihan yang mengalami perubahan, antusiasme mahasiswa terhadap proses pemira juga cukup dibilang meningkat pada tahun ini.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Aziz mengakatan, meningkatnya antusiasme mahasiswa dalam mensukseskan PEMIRA 2018 dapat terlihat saat berlangsungnya sesi debat kandidat.

Pada proses debat, setiap pendukung masing-masing paslon berbondong-bondong memenuhi ruang diskusi guna memberikan semangat terhadap calon pemimpinnya.

“Mereka meneriakkan yel-yel hingga memberikan dukungan terhadap panutannya, ini merupakan salah satu kemajuan,” kata Aziz.

Senada, Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Studi Dakwah Islam (UKM SDI) IBI-K57, Nadia Ulfahmi berpendapat, salah satu faktor meningkatnya antusias mahasiswa karena kesiapan tim sukses setiap pasangan calon yang bekerja keras menarik simpati mahasiswa.

“Tim suksesnya juga kreatif-kreatif, ini salah satu faktor meriahnya pesta demokrasi di IBI-K57,” kata mantan Ketua UKM SDI IBI-K57 periode 2017-2018 tersebut. (is)

Comments